Sabtu, 29 November 2014

Bolehkah aku memilih duniaku sendiri?

Disaat kita terlahir kedunia ini, kita tidak akan bisa memilih dengan siapa orang tua dan bagaimana hidup kita nanti didunia. Kita hanyalah bayi mungil tak berdosa yang bahagia karena dapat menikmati aroma kebebasan dan menghirup harumnya nafas dunia. Namun seiring waktu dan kita tumbuh tidak semua hal yang kita jalani seharum saat pertama kali kita menghirupnya

Hidup ini adalah Pilihan, Pilihan untuk belajar, belajar mencari apa yang kita harapkan, belajar menerima kenyataan bahwa tidak semua yang kita inginkan dapat terpenuhi, yah itulah pilihan. Dan disaat kita sudah bisa sedikit menengok dunia “sedikit” luar, maka mungkin yang pertama kali kita rasakan adalah sebuah kekaguman, namun terkadang kekaguman itu hanya sesaat dan ingin sekali rasanya kita kembali ke zona nyaman, yah ini lah kehidupan, dimana kita harus keluar dari zona nyaman untuk dapat bertahan hidup. Keinginan, harapan secara tidak langsung akan terlintas dalam benak kita, ambisi, keegoisan akan masuk dengan sendirinya saat kita memulai sebuah “persaingan”.


Namun haruslah kita ingat, salah satu pilihan hidup kita didunia ini adalah belajar menerima kenyataan bahwa tidak semua yang inginkan atau kita harapkan dapat tercapai dan terpenuhi. Saat kita bahagia dengan harapan kita, maka haruslah kita bahagia pula saat harapan itu tidak berpihak pada kita, kita pasti yakin itu sangatlah sulit, tapi tak ada salahnya jika kita mencoba menerima kenyataan itu. Kita jelas berhak menentukan pilihan hidup kita, tetapi lihatlah di luar sana banyak sekali orang-orang yang berharap bahwa ada seseorang yang menentukan hidupnya, itu karena mungkin mereka terlalu lelah dengan kebebasan pemilihan hidupnya. Jika kita merasa bahwa hidup kita terlalu dikekang, maka percayalah dari perasaan itu akan tumbuh sebuah kenyamanan, kenyamanan karena kita menerima, kenyamanan karena kita tidak memaksakan kehendak dan mungkin inilah pilihan hidup kita. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar