Kita semua pernah
terlahir didunia ini, kita semua pernah menjadi saksi dari tanggal kapan kita
dilahirkan, semua nya adalah kenangan, kenangan yang tak akan pernah hilang
dalam hidup. Pembaca, ijinkan saya bercerita sedikit tentang hari ini, ijinkan
saya membagi kebahagiaan dan kesedihan tentang hari ini, ini bukan curhat,
namun saya hanya sekedar berbagi kisah.
Hari ini tepatnya 1
Desember merupakan hari lahir saya, pada tahun 1992 saya lahir kurang lebih
pukul 05:00 WIB, dan kini Tuhan masih memberikan saya nafas untuk menemui usia
saya yang ke 22 tahun, tentunya bagi kebanyakan orang, momen ini adalah momen
yang sangat ditunggu-tunggu, bukan ditunggu untuk mendapatkan ucapan atau
mendapatkan hadiah, namun ditunggu karena semakin bertambahnya usia kita, maka
semakin bertambah pula tuntutan dan kewajiban kita dalam kehidupan ini. Kedewasaan
hampir mayoritas dibutuhkan dalam hal ini, tapi ini lah kehidupan, dewasa itu
pilihan dan tua itu pasti, begitulah yang sering diucapkan kebanyakan orang.
Tahun lalu mungkin saya
menghabiskan malam pergantian bulan diatap kosan ditempat dimana saya masih
duduk dibangku kuliah, berbeda dengan pergantian bulan semalam, dimana saya
hanya menghabiskan waktu dengan duduk didepan laptop dan melakukan sesuatu yang
belum selesai saya kerjakan. Yah itu lah perubahan karena sebuah pilihan, ucapan
silih berganti datang, tapi entah mengapa ada sesuatu yang tetap hampa, isi
hati yang tak pernah kuketahui mengapa menjadi alasan sikap yang seharusnya tak
pernah terjadi. Jika pembaca pernah megalami hal yang sama disaat hari spesial kalian,
maka ketahuilah bahwa hari spesial sebenarnya bukan hanya dengan kebahagiaan
saja, namun hati kita pun harus membagi dengan kesedihan, ketika semuanya telah
seimbang maka kita akan tau yang mana pengaruhnya paling besar terhadap hidup
kita. Kebahagiaan kah? Atau kesedihan?
Terima kasih ku ucapkan
kepada orang-orang yang terkasih, tanpa kalian aku tak akan ada disini, bahkan
mungkin aku tak mampu menulis saat ini. Dan kepada orang-orang yang hari ini
merasa tersakiti karena sikapku, maafkanlah.
Ijinkan aku tetap
menulis cerita-cerita lain meski nanti sudah tidak ada lagi yang dapat
mencariku. Karena mungkin dengan tulisan, aku masih dapat diingat meski aku tak
terlihat. ;’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar